Kesetimbangan Kimia
Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari pengertian
kesetimbangan kimia, contoh aplikasi kesetimbangan kimia dalam industri,
menentukan dan menghitung besarnya konstanta kesetimbangan kimia,
mempelajari berbagai jenis kesetimbangan kimia, memanipulasi persamaan
kesetimbangan kimia, serta mengkaji faktor-faktor yang dapat menggeser
kesetimbangan kimia.
Salah satu proses yang sangat berguna dalam industri kimia
adalahproses Haber, yaitu sintesis gas amonia dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses Haber adalah sebagai
berikut :
N2(g) + 3 H2(g) ——-> 2 NH3(g)
Dengan cara penulisan ini, reaksi kimia menunjukkan bahwa gas
hidrogen dan gas nitrogen bereaksi untuk menghasilkan gas amonia, dan
hal ini akan terus berlangsung sampai salah satu atau kedua reaktannya
habis. Tetapi, sesungguhnya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Apabila reaksi ini dilakukan dalam ruang tertutup (sebab reaktan
maupun gas sama-sama berbentuk gas), gas nitrogen dan gas hidrogen akan
bereaksi membentuk gas amonia. Namun, sebagian dari gas amonia tersebut
akan segera terurai menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen kembali,
seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut :
2 NH3(g) ——-> N2(g) + 3 H2(g)
Oleh sebab itu, di dalam ruang tertutup tersebut, sesungguhnya
terjadi dua reaksi yang saling berlawanan, yaitu gas nitrogen dan gas
hidrogen bergabung menghasilkan gas amonia dan gas amonia terurai
menghasilkan gas nitrogen dan gas hidrogen. Kedua reaksi tersebut dapat
dituliskan secara bersamaan dengan menggunakan dua mata anak panah
sebagai berikut :
N2(g) + 3 H2(g) <——> 2 NH3(g)
Gas nitrogen dan gas hidrogen diletakkan di sisi kiri karena
bahan itulah yang mula-mula dimasukkan ke dalam tempat reaksi. Kedua
reaksi tersebut terjadi dengan kecepatan yang berbeda. Namun, cepat atau
lambat, kecepatan kedua reaksi tersebut akan sama dan jumlah relatif
dari gas nitrogen, gas hidrogen, dan gas amonia menjadi tetap (konstan).
Ini merupakan contoh kesetimbangan kimia.
Kesetimbangan kimia dinamis tercapai pada saat dua reaksi kimia
yang berlawanan terjadi pada tempat dan waktu yang sama dengan laju
reaksi yang sama. Ketika sistem mencapaikesetimbangan, jumlah
masing-masing spesi kimia menjadi konstan (tidak perlu sama).
Kadang-kadang, terdapat banyak produk (spesi kimia yang ada di
sisi kanan tanda panah bolak-balik) ketika reaksi mencapaikesetimbangan.
Tetapi, kadang-kadang, produknya justru sangat sedikit. Jumlah relatif
dari produk dan reaktan dalamkesetimbangan dapat ditentukan dengan
menggunakankonstanta kesetimbangan kimia (K) untuk reaksi tersebut.
Secara umum, untuk reaksi kesetimbangan hipotetis berikut :
a A + b B <——> c C + d D
Huruf besar menunjukkan spesi kimia dalam kesetimbangan kimiadan
huruf kecil menyatakan koefisien reaksi pada reaksi kimia setara.
Konstanta kesetimbangan kimia (Keq) secara matematis dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut :
Keq = [C]c [D]d / [A]a [B]b
Persamaan Keq dirumuskan oleh dua ahli kimia berkebangsaan
Norwegia, yaitu Cato Guldberg dan Peter Waage, pada tahun 1864.
Persamaan ini merupakan pernyataan matematis dari hukum aksi massa (law
of mass action), yang menyatakan bahwa pada reaksi reversibel
(bolak-balik, dua arah) yang mencapai keadaankesetimbangan pada
temperatur tertentu, perbandingan konsentrasi reaktan dan produk
memiliki nilai tertentu (konstan), yaitu Keq (konstanta kesetimbangan
kimia).
Bagian pembilang mengandung produk dari kedua spesi kimia yang
berada di sisi kanan persamaan dengan masing-masing spesi kimia
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya dalam persamaan reaksi
berimbang. Penyebutnya juga sama, tetapi digunakan spesi kimia yang
berada di sebelah kiri persamaan reaksi. Oleh karena satuan yang
digunakan dalam konstanta kesetimbangan kimia adalahkonsentrasi
(molaritas), para ahli kimia menggunakan notasi Kcsebagai pengganti
Keq.
Nilai angka dari konstanta kesetimbangan kimia memberikan
petunjuk tentang jumlah relatif dari produk dan reaktan. Nilai Kcjuga
memberikan petunjuk apakah kesetimbangan cenderung ke arah reaktan atau
produk. Apabila nilai Kc jauh melebihi satu (Kc>> 1),
kesetimbangan akan cenderung ke kanan (produk), sehingga jumlah produk
lebih besar dibandingkan reaktan. Sebaliknya, apabila nilai Kc jauh di
bawah satu (Kc << 1),kesetimbangan akan cenderung ke kiri
(reaktan), sehingga jumlah reaktan lebih besar dibandingkan reaktan.
Konsep kesetimbangan kimia sangat berguna dalam ilmu
kimia.Konstanta kesetimbangan kimia digunakan dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan stoikiometri yang melibatkan sistemkesetimbangan.
Dalam menggunakan Kc, konsentrasi reaktan dan produk saat kesetimbangan
dilibatkan. Berdasarkan fasa spesi kimia yang terlibat dalam reaksi,
sistem kesetimbangan dapat dibedakan menjadi dua, antara lain :
1. Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh
kesetimbangan homogen fasa gas adalah sistemkesetimbangan N2O4/NO¬2.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2O4(g) <——> 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan
dalam bentuk tekanan parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas
ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi yang diganti dengan
tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai
berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada
saat kesetimbangan tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta
kesetimbangan yang dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kphanya
dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.
Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya
konsentrasi reaktan dan produk tidak sama dengan tekanan parsial
masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan demikian, terdapat hubungan
sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis berikut :
Kp = Kc (RT)∆n
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
∆n = Σ koefisien gas produk - Σ koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah
kesetimbangan homogen fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan
homogen fasa larutan adalah kesetimbangan ionisasi asam asetat (asam
cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq) <——> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc = [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang
berbeda. Sebagai contoh, saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam
wadah tertutup, akan terjadi reaksi berikut :
CaCO3(s) <——> CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga
fasa yang berbeda, yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium
oksida, dan gas karbon dioksida. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi
padatan dan cairan relatif konstan, sehingga tidak disertakan dalam
persamaan konstanta kesetimbangan kimia. Dengan demikian, persamaan
konstanta kesetimbanganreaksi penguraian padatan kalsium karbonat
menjadi sebagai berikut :
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kc maupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah padatan).
Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta
kesetimbangan kimia saat reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah)
antara lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua
atau lebih reaksi, nilai konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan
adalah hasil perkalian konstanta kesetimbangan masing-masing reaksi.
A + B <——> C + D Kc'
C + D <——> E + F Kc''
A + B <——> E + F Kc = Kc' x Kc''
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi
semula, nilai konstanta kesetimbangan menjadi kebalikan dari
nilaikonstanta kesetimbangan semula.
A + B <——> C + D Kc' = [C] [D] / [A] [B]
C + D <——> A + B Kc = [A] [B] / [C] [D] = 1 / Kc'
3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n,
nilai konstanta kesetimbangan menjadi nilai konstanta kesetimbangan
semula dipangkatkan dengan faktor n.
A + B <——> C + D Kc' = [C] [D] / [A] [B]
2 A + 2 B D 2 C + 2 D Kc = [C]2 [D]2 / [A]2 [B]2 = { [C] [D] / [A] [B] }2 = (Kc')2
Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia
adalahmemprediksi arah reaksi. Untuk mempelajari kecenderungan arah
reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian konsentrasiawal
produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilaiQc
dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga kemungkinan hubungan yang
terjadi, antara lain :
1. Qc < Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan
produk. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi
produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun produk, sama.
3. Qc > Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan
reaktan. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi
reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah reaktan (ke kiri).
Kesetimbangan kimia dapat diganggu oleh beberapa faktor
eksternal. Sebagai contoh, pada pembahasan proses Habersebelumnya, telah
diketahui bahwa nilai Kc pada proses Haberadalah 3,5.108 pada suhu
kamar. Nilai yang besar ini menunjukkan bahwa pada kesetimbangan,
terdapat banyak gas amonia yang dihasilkan dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Akan tetapi, masih ada gas nitrogen dan gas hidrogen yang
tersisa padakesetimbangan. Dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam dunia
industri, diharapkan sebanyak mungkin reaktan diubah menjadi produk dan
reaksi tersebut berlangsung sempurna. Untuk mendapatkan produk dalam
jumlah yang lebih banyak,kesetimbangan dapat dimanipulasi dengan
menggunakan prinsip Le Chatelier.
Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier,
menemukan bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan
keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada
kesetimbangan baru dengan suatu pergeserantertentu untuk mengatasi
perubahan yang diterima (melakukanreaksi sebagai respon terhadap
perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.
Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
1. Konsentrasi reaktan atau produk
2. Suhu
3. Tekanan atau volume pada sistem yang mengandung fasa gas
Untuk memproduksi gas amonia sebanyak mungkin, dapat dilakukan
manipulasi kesetimbangan kimia dari segi konsentrasi reaktan maupun
produk, tekanan ruangan, volume ruangan, dan suhu reaksi. Berikut ini
adalah pembahasan mengenai masing-masing faktor.
1. Mengubah konsentrasi
Jika ke dalam sistem kesetimbangan ditambahkan gas nitrogen
maupun gas hidrogen berlebih (reaktan berlebih), nilai Qc menjadi lebih
kecil dibandingkan Kc. Untuk mengembalikan ke kondisisetimbang, reaksi
akan bergeser ke arah produk (ke kanan). Akibatnya, jumlah produk yang
terbentuk meningkat. Hal yang sama juga akan terjadi jika gas amonia
yang terbentuk langsung diambil. Reaksi akan bergeser ke arah kanan
untuk mencapai kembali kesetimbangan.
Dapat disimpulkan bahwa jika dalam sistem
kesetimbanganditambahkan lebih banyak reaktan atau produk, reaksi akan
bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya. Sebaliknya, jika sebagian
reaktan atau produk diambil, reaksi akan bergeser ke sisinya untuk
menggantikannya.
2.Mengubah suhu
Reaksi pada proses Haber adalah reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :
N2(g) + 3 H2(g) <——> 2 NH3(g) + Kalor
Jika campuran reaksi tersebut dipanaskan, akan terjadi
peningkatan jumlah kalor dalam sistem kesetimbangan. Untuk mengembalikan
reaksi ke kondisi setimbang, reaksi akan bergeser dari arah kanan ke
kiri. Akibatnya, jumlah reaktan akan meningkat disertai penurunan jumlah
produk. Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan. Agar
jumlah amonia yang terbentuk meningkat, campuran reaksi harus
didinginkan. Dengan demikian, jumlah kalor di sisi kanan akan berkurang
sehingga reaksi akan bergeser ke arah kanan.
Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut
bergeser ke sisi endotermis. Sebaliknya, mendinginkancampuran reaksi
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke sisieksotermis.
3. Mengubah tekanan dan volume
Mengubah tekanan hanya mempengaruhi kesetimbangan bila terdapat
reaktan dan/atau produk yang berwujud gas. Padaproses Haber, semua spesi
adalah gas, sehingga tekanan dapat mempengaruhi kesetimbangan.
Reaksi pada proses Haber terjadi dalam ruangan tertutup. Tekanan
pada ruangan terjadi akibat tumbukan gas hidrogen, gas nitrogen, serta
gas amonia terhadap dinding ruangan tersebut. Saat sistem mencapai
keadaan setimbang, terdapat sejumlah gas nitrogen, gas hidrogen, dan gas
amonia dalam ruangan. Tekanan ruang dapat dinaikkan dengan membuat
tempat reaksinya menjadi lebih kecil (dengan memampatkannya, misal
dengan piston) atau dengan memasukkan suatu gas yang tidak reaktif,
seperti gas neon. Akibatnya, lebih banyak tumbukan akan terjadi pada
dinding ruangan bagian dalam, sehingga kesetimbangan terganggu. Untuk
mengatasi pengaruh tersebut dan memantapkan kembalikesetimbangan,
tekanan harus dikurangi.
Setiap kali terjadi reaksi maju (dari kiri ke kanan), empat
molekul gas (satu molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen)
akan membentuk dua molekul gas amonia. Reaksi ini mengurangi jumlah
molekul gas dalam ruangan. Sebaliknya, reaksi balik (dari kanan ke
kiri), digunakan dua molekul gas amonia untuk mendapatkan empat molekul
gas (satu molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen). Reaksi
ini menaikkan jumlah molekul gas dalam ruangan.
Kesetimbangan telah diganggu dengan peningkatan tekanan. Dengan
mengurangi tekanan, gangguan tersebut dapat dihilangkan. Mengurangi
jumlah molekul gas di dalam ruangan akan mengurangi tekanan (sebab
jumlah tumbukan akan berkurang). Oleh sebab itu, reaksi maju (dari kiri
ke kanan) lebih disukai, sebab empat molekul gas akan digunakan dan
hanya dua molekul gas yang akan terbentuk. Sebagai akibat dari reaksi
maju ini, akan dihasilkan gas amonia yang lebih banyak.
Secara umum, meningkatkan tekanan (mengurangi volume ruangan)
pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang
mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya,
menurunkan tekanan(memperbesar volume ruangan) pada campuran yang
setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah
molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak
mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk),
faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.
Katalis meningkatkan laju reaksi dengan mengubah mekanisme
reaksi agar melewati mekanisme dengan energi aktivasi terendah.
Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia. Penambahan katalis
hanya mempercepat tercapainya keadaansetimbang.
Dari beberapa faktor di atas, hanya perubahan temperatur(suhu)
reaksi yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan (Kc maupun Kp).
Perubahan konsentrasi, tekanan, dan volume hanya mengubah konsentrasi
spesi kimia saatkesetimbangan, tidak mengubah nilai K. Katalis hanya
mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan, tidak dapat menggeser
kesetimbangan kimia.
Termokimia
Termokimia dengan Termodinamika
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai
reaksi kimia. Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang:
(a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta.
(b) Energi yang dimiliki setiap zat.
(c) Hukum kekekalan energi.
Sistem, Lingkungan, Alam Semesta — Termokimia
Jika sepotong pita magnesium kita masukkan ke dalam larutan asam
klorida, maka pita magnesium akan segera larut atau bereaksi dengan HCl
disertai pelepasan kalor yang menyebabkan gelas kimia beserta isinya
menjadi panas. Campuran pita magnesium dan larutan HCl itu kita sebut
sebagai Sistem. Sedangkan gelas kimia serta udara sekitarnya kita sebut
sebagai Lingkungan. Jadi, sistem adalah bagian dari alam semesta yang
sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang
berinteraksi dengan sistem kita sebut lingkungan.
Pada umumnya (termokimia) sebuah sistem jauh lebih kecil dari
lingkungannya.Di alam ini terjadi banyak kejadian atau perubahan
sehingga alam mengandung sistem dalam jumlah tak hingga, ada yang
berukuran besar (seperti tata surya), berukuran kecil (seorang manusia
dan sebuah mesin), dan berukuran kecil sekali (seperti sebuah sel dan
satu atom).Akibatnya, satu sistem kecil dapat berada dalam sistem besar,
atau satu sistem merupakan lingkungan bagi sistem yang lain. Akan
tetapi bila sebuah sistem dijumlahkan dengan lingkungannya,akan sama
besarnya dengan sebuah sistem lain dijumlahkan dengan lingkungannya,
yang disebut alam semesta. Termokimia kelas XI
Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungannya.Oleh sebab
itu, alam semesta hanya ada satu, tiada duanya. Interaksi antara sistem
dan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan atau pertukaran
energi. Berkaitan dengan itu maka sistem dibedakan menjadi tiga , yaitu
sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
Sistem dalam termokimia dikatakan terbuka jika antara sistem dan
lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi. Pertukaran
materiartinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem
(wadahreaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat
memasuki sistem. Sistem pada gambar 1 tergolong sistem terbuka.
Selanjutnya sistem dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan
tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi dapat terjadi pertukaran
energi. Pada sistem terisolasi, tidak terjadi pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungannnya.
Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa
kalor (q) atau bentuk-bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita
sebut kerja (w). Adanya pertukaran energi tersebut akan mengubah jumlah
energi yang terkandung dalam sistem. Kerja adalah suatu bentuk
pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar